6 Pencurian terhadap Bank yang terjadi di sumatera barat pada akhir tahun 2013

BPR Carana Disatroni Maling

Haluan - Selasa, 17 Desember 2013 01:31
RP 25 JUTA DIBAWA KABUR
BUKITTINGGI, HALUAN — Kantor perbankan di Kota Bukittinggi tampaknya terus jadi sasaran empuk maling. Belum terungkap kasus-kasus pencurian di sejumlah kantor perbankan yang terjadi beberapa waktu lalu, kini giliran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Carana Kiat Andalas  di Jalan Sutan Syahrir Kota
Bukittinggi yang disatroni kawanan maling. Peristiwa tersebut terjadi, Senin (16/12).

Terekam CCTV, Perampok Gasak Bank BTPN

BUKUTTINGGI (RP) - Dini hari kemarin (15/11), kawanan pe­rampok membobol Bank Tabungan Pen­siunan Nasional (BTPN) Kantor Ca­bang Pembantu Aurkuning, di jalan By­pass sekitar 200 meter dari pusat pa­sar konveksi Simpang Aur­kuning, Bukittinggi. Pe­ram­pok berjumlah lebih dari seorang ini, berhasil membawa kabur uang sebanyak Rp 598.917.000.
Aksi perampok terekam ka­me­ra tersembunyi (CCTV) di luar kantor BTPN itu, terjadi sekitar pukul 03.10. Kawanan perampok ter­lihat mendatangi BPTN meng­gunakan mobil To­yo­ta Avanza warna hitam BA 1821 UM sekitar pukul 02.42. Tak lama, kawanan pe­rampok ini meninggalkan kan­tor tanpa berpenjaga itu. Sekitar pukul 02.46, kawanan perampok kem­bali datang, dan beberapa menit kemudian menghilang.
Nah, pu­kul 03.09 kawanan pe­ram­­pok kem­bali mendatangi kantor ter­sebut. Waktu inilah, di­duga ka­wanan perampok men­ja­­lan­kan aksinya. Salah se­orang terlihat mematikan arus listrik gedung dengan meng-off-kan MCB (Mi­niature Circuit Breaker) listrik di luar gedung.
Selepas itu, perampok mem­bongkar paksa dua kunci gem­bok pin­tu. Lalu, mem­bongkar pintu ke­dua dan ketiga, serta menggun­ting kabel alarm. Tak lama setelah itu, perampok yang sudah menge­tahui seluk beluk BTPN ini lang­sung mengincar brankas.
Berbekal mesin las, peram­pok membongkar paksa brankas di lantai satu. Diduga mereka bolak-balik mengambil air dari lantai dua, supaya uang dalam brankas tidak terbakar atau rusak.
Begitu brankas berhasil di­bong­­kar paksa, perampok me­ngu­ras isi brankas berisi uang ber­jumlah Rp 598.917.000. Se­men­tara surat-surat penting da­lam brankas, tidak diambil dan di­biarkan berserakan. Sele­pas itu, kawanan perampok mening­galkan kantor BPTN dengan merapatkan pintu rolling door.
Aksi kawanan perampok ini pertama kali diketahui satpam BTPN, Dodoik, 40, ketika hen­dak masuk kantor sekitar pukul 07.50, Jumat (15/11). Dia curiga melihat pintu utama rolling door sudah terbuka selebar 20 cm. Begitu pula pintu kedua dan ketiga, hanya berjarak 20 sampai 30 cm dari pintu pertama.
Melihat itu, Dodoik m­engin­for­­masikan ke manajemen BPTN dan melaporkan kejadian itu ke Polres Bukittinggi. Tidak lama berselang, beberapa orang polisi dan manajemen BPTN datang ke kantor.
Saat itulah, terlihat pintu brankas yang terletak di ruangan be­lakang petugas teller terbuka le­bar, dalam kondisi hangus be­kas dilas. Sementara ruangan lain­nya tidak diganggu peram­pok. Polisi langsung memasang police line di tempat kejadian peristiwa (TKP).
Dodoik menyebutkan, dirinya tidak ber­tugas pada malam hari. Pa­sal­nya, tak ada anjungan tunai man­diri (ATM) di depan kantor BPTN. “Saya tidak ditugaskan ma­lam hari, karena tidak ada ATM BTPN di depan kantor,” tambahnya.
Branch Senior Manager (BSM) BTPN Aurkuning, Eka Dia­na Sari mengatakan, polisi su­dah melakukan identifikasi ke­jadian tersebut. “Uang sebesar Rp 598.917.000 raib. Surat-su­rat berharga milik nasabah ti­dak ada yang hilang, hanya ru­sak dan ba­sah,” ujarnya tanpa me­nye­butkan surat-surat ber­har­ga di­maksud.
Kapolres Bukittinggi AKBP Amirjan menyebutkan pihaknya su­dah menyelidiki kasus terse­but. “Kita sedang lidik. Ini (pe­ram­pokan bank) sudah jadi perhatian khusus kita, sehingga sistem keamanan di perbankan harus dievaluasi,” ujarnya.
Untuk mengantipasi hal-hal ti­dak diinginkan, dia berharap pi­hak bank jangan hanya me­man­­faatkan teknologi CCTV saja. Pasalnya, CCTV hanya bisa menyimpan gambar, namun ti­dak bisa menggagalkan tinda­kan kriminal. “Ke depan, kita minta ke­pada semua bank di wilayah hu­kum Polres Bukittinggi, me­nem­patkan petugasnya di ma­lam hari,” harapnya.
Kapolres menyebutkan pi­hak­nya akan mempersempit ruang gerak perampok yang di­nilai profesional tersebut. Se­lain mengintensifkan patroli secara terbuka malam dan siang hari, pihaknya juga menggalakan razia kendaraan melalui cipta kondisi.
Sebelum BPTN, perampok be­raksi di BPR Syariah Ampek Ang­kek yang berkantor di Parik­putih, Kabupaten Agam, Kamis (19/9). Perampok berhasil meng­­gasak uang tunai Rp270 juta, 60 emas, dua laptop. Lalu, Ju­mat (25/10), giliran Bank Pun­di Bukittinggi di jalan Sutan Syah­rir, Jembatan Besi diram­pok. Sebanyak Rp 152 juta diba­wa kabur perampok. Hingga kini, belum satupun pelaku ber­hasil ditangkap.(rpg)

BPR Ampekangkek Dirampok

♦ Rp 270 Juta dan 60 Emas Digasak | ♦ Di Pessel, Tiga Perampok Dibekuk
Padang Ekspres • Jumat, 20/09/2013 11:33 WIB • Redaksi • 531 klik
Inilah gedung BPR Syariah Ampekangkek berlokasi Parikputih, Ampekangkek yang dir
Bukittinggi, Padek—Aksi perampokan kian mengganas di Sumbar. Sehari kemarin (19/9), dua aksi perampokan terjadi di dua daerah. Setelah membobol BPR Syariah Ampekangkek di Pa­rikputih, Ampekangkek, Ka­bu­paten Agam, kawanan pe­rampok lainnya juga beraksi di Ko­tomudiak, Kecamatan B­a­tang­kapas, Kabupaten Pesisir Se­latan (Pessel). 

Dalam aksinya, kawanan pe­rampok menggondol brankas BPR Syariah Ampekangkek se­kitar pukul 03.00. Pelaku yang tergolong terlatih ini, mem­­bawa kabur uang tunai Rp 270 juta, 60 emas, dan dua laptop. Mere­ka juga membawa kabur kamera tersembunyi (CCTV) BPR itu.

Kawanan perampok yang diperkirakan menggunakan mo­bil pribadi ini, nyaris tidak se­orang pun mengetahui aksi­nya. Padahal, BPR ini terletak di pinggir jalan raya Bukittinggi-Pa­yakumbuh dan padat pend­u­duk.

Pengupakan BPR ini baru di­ketahui paginya saat office boy mem­buka kantor. Dia terkejut me­lihat kunci depan kantor su­dah terpotong. Dalam rua­ngan kan­tor tampak beran­takan. Dia ma­kin terkejut setelah menge­tahui brankas berisi uang tunai Rp 270 juta, 60 emas, serta dua laptop raib.

”Saya belum bisa mem­be­rikan keterangan, karena sa­ya se­­dang diperiksa polisi,” ujar Ke­pa­la Bank Syariah Am­pek­ang­kek, Alfian, ketika dihu­bu­ngi me­lalui ponselnya, sore ke­marin. Se­jumlah petugas Po­resta Bukit­ting­gi dan Pol­sek Ampek­angkek langsung melo­ka­lisir tempat kejadian peram­po­kan dengan memasang police line.

“Anggota sedang di lapa­ngan, mengejar pelaku yang di­curigai bagian dari kelompok pe­rampok Kantor FIF di Si­cin­cin. Pelaku lari ke arah Agam,” tu­tur Kapolres Bukittinggi, AKBP Amirjan.

Warga memperkirakan pem­­bobolan BPR ini terjadi pu­­k­ul 03.00 atau pukul 04.00 dini hari . Sebab, hingga pukul 02.00, pemuda setempat ma­sih duduk di lapau simpang Pa­rikputuih. 

Pelaku masuk dengan me­ngu­pak pintu belakang kantor BPR. Selain itu, terlihat jejak roda mobil di depan kantor. “Me­lihat kondisi itu dipastikan pe­rampokan memakai mobil dan tidak satu orang,” kata Wir, Wali Jorong Parikputih.

Apakah BPR itu tidak ada satpam pada malam hari? “Se­panjang pengetahuan saya, pe­tugas keamanan hanya ber­di­nas siang hari. Malam hari ti­dak ada. Mungkin karena lo­kasi BPR Bank Syariah Am­pek­angkek terang-ben­derang malam hari,” jelas Wir.

Kapolsek IV Angkat Can­dung, AKP Y Eko Sulistiyo ke­tika dikonfimasi mem­per­ki­rakan total kerugian Rp 261 juta. “Kita telah olah TKP dan me­m­eriksa sejumlah saksi,” je­lasnya.

Sehari sebelumnya, Bank Me­ga Syariah di Jalan Ahmad Ya­ni, Kelurahan Ibuah, Keca­matan Payakumbuh Barat dibobol pencuri. Beruntung, uang sebesar Rp 270 juta di da­lam brankas gagal digondol ka­rena alarm berbunyi. Sayang­nya, bank tersebut tidak di­leng­kapi kamera pengintai CCTV. Dari olah TKP, pelaku me­mutus dua gembok pintu uta­ma, dan pintu dalam rua­ngan.

Pada 4 September 2013 ma­lam, Kantor Cabang Pem­bantu (KCP) Bank Mandiri di Siteba Padang dibobol peram­pok. Uang sebesar Rp 300 juta da­lam brankas berhasil diga­sak menggunakan api gas. Un­tuk menghilangkan barang buk­ti, pelaku membawa CCTV.

Tiga Perampok Ditangkap

Perampokan juga terjadi di Pes­­sel. Seorang ibu rumah tang­ga bernama Kartini, 55, war­ga Ko­­tomudiak, Keca­ma­tan Ba­tang­­ka­pas, dicu­lik tiga pe­muda se­be­lum diram­pas per­hiasan­nya. Mu­jur, polisi ber­hasil me­nang­kap ketiga pe­laku. Salah se­orang ditem­bak kakinya oleh polisi.

 Ketiga kawanan perampok itu Yendri Yanto, 37, Jhon Hendri, 40, dan Ujang Amek, 40 warga Pekanbaru. Jhon Hen­dri menurut informasi di­pe­roleh Padang Ekspres me­ru­pakan mantan anggota TNI. Se­dangkan Ujang Amek kaki­nya tertembak.

Wakapolres Pessel, Ko­m­pol Hendri Yahya meng­ung­kap­kan, kejadian berawal keti­ka ketiga pelaku mengunakan mo­bil Xenia warna putih BA 1593 BE menuju Inderapura, K­e­camatan Pancungcoal. Keti­ga­nya mengaku berasal dari Pekanbaru.  

Sesampai di Rantau Sima­lenang, pelaku melihat Kartini se­dang menyapu di depan ru­ma­hnya. Mereka pun ber­henti dan berbincang-bincang de­ngan korban.

Entah kenapa, Kartini mau saja diajak pelaku menaiki mo­bil. Di dalam mobil, pelaku me­rampas kalung dan gelang emas­nya kerena diancam di­tem­bak.

Kartini dibawa ke arah In­derapura. Sesampai di Sim­pang Transat Kenagarian Ila­lang­panjang, Kecamatan Pan­cungsoal, Kartini ditu­runkan. Selepas itu, pelaku langsung tan­cap gas menuju Padang.

Mendapat laporan dari Kartini, anggota Polres Pessel langsung memburu pelaku. Dalam pengejaran itu, pelaku meninggalkan mobilnya di ping­gir jalan Kenagarian Koto­mudiak, Kecamatan Batang­kapas, dan melarikan diri ke arah persawahan.

Saat itulah petugas ter­pak­sa me­­nembak kaki Ujang Amek, dan dua pelaku lainnya juga ber­ha­sil ditangkap. Ketika di­gele­dah, polisi menemukan ganja ke­ring di celah jok mobil. (edi/y/n)

Bank Pundi Dibobol Perampok

CCTV Dirusak, Uang Rp 152 Juta Diambil
Padang Ekspres • Sabtu, 26/10/2013 11:52 WIB • Edison Janis • 286 klik
Bukittinggi, Padek—Belum tuntas pe­ngungkapan kasus pembobolan BPR Syariah Ampek Angkek Can­duang, Kabupaten Agam pada Kamis (19/9) lalu, kemarin dini hari (25/10) g­i­liran Bank Pundi Cabang Bukit­ting­gi dibobol perampok. Akibat kejadian ini, bank berlokasi di Tarok, Gugu­k­panjang ini mengalami kerugian Rp 152 juta.     

Kasus perampokan yang meng­he­bohkan kota wisata itu, pertama kali diketahui satpam Bank Pundi, Fikri Al­putra, 25. Pemandangan tak biasa di­dapati Fikri ketika membuka pintu bank sekitar pukul 07.00. Waktu itu, pintu bank sudah terbuka. 

“Saya sangat terkejut. Padahal, ke­tika saya pulang pukul 20.00, Ka­mis (24/10), pintu sudah saya tu­tup rapat dan dikunci dengan gem­bok,” ujarnya ke­pada Padang Ekspres. Mendapati kon­­disi itu, Fikri melaporkan kejadian ter­­sebut kepada pimpinan, setelah itu ba­­ru dilaporkan kepada jajaran Pol­resta Bukittinggi.   

Polisi datang beberapa wak­tu kemudian untuk melaku­kan olah tempat kejadian peristi­wa (TKP), terlihat hampir semua ruangan bank berantakan. Kuat dugaan pelakunya tidak seorang. Dan, sebelum menjalankan ak­sinya pelaku terlebih dahulu me­rusak kamera tersembunyi (CCTV), dan memutus gembok pin­tu bank. Dugaan polisi diper­kuat adanya linggis dan obeng di sekitar lokasi.

Ketiadaan tenaga sekuriti me­ngawasi bank itu, kian me­mu­dahkan pencuri men­jalan­kan aksinya. “Saya menga­mati bank-bank yang tidak diperkuat te­naga sekuriti pada malam hari, mu­lai diincar pencuri. Itu ter­buk­ti sudah dua bank dibong­kar, yak­ni Bank Syariah BPR Parik­putuih dan Bank Pundi,” ujar salah seorang polisi yang tak ingin disebutkan identitasnya.

Itulah sebabnya, dia meng­im­bau bank-bank beroperasi di wi­layah hukum Polres Bu­kit­ting­gi (Ko­ta Bukittinggi dan Agam Ti­mur) menempati seku­ritinya pa­da malam hari, sehing­ga pen­curi tidak leluasa mela­kukan ak­sinya.

Hanya berselang tak bebe­rapa lama, kawanan pen­curi mengambil motor di rumah warga tak jauh dari Bank Pundi. Kuat dugaan, pelaku adalah orang yang sama. Dan, kasus pe­n­curian Honda Vario itu sudah  di­laporkan pemiliknya ke Polres Bukittinggi.

Kapolsekta Bukittinggi Kom­­­­pol Ediwarman mengat­a­kan, dirinya sudah mempe­roleh in­formasi terkait pencu­rian ter­sebut. Hanya saja kare­na dia se­dang mengikuti rapat pe­r­­siapan ke­datangan RI-1 (Presiden SBY, red) di Ma­polda Sumbar, dia tidak bisa memberikan konfir­masi rin­ci. “Betul kejadiannya. Cu­ma saya sedang rapat,” jelas Edi­­warman melalui pon­sel­nya.

Sebelumnya kasus yang sa­ma dialami BPR Syariah ber­kan­tor di Parikputuih, Am­pekang­kek, Kabupaten Agam. Aksi ka­wanan pencuri ini berja­lan mu­lus, akibat bank juga tak d­i­jaga sat­pam. Pelaku tergolong ter­la­tih itu, berhasil membawa kabur uang tunai di bank syariah itu se­b­esar Rp 270 juta dan 60 emas yang tersimpan di dalam bran­kas, serta dua unit laptop. Mere­ka juga membawa kabur kamera tersembunyi (CCTV) BPR itu. Se­mentara itu, kendati ATM BPR Sya­riah Ampekangket su­dah di­temukan di sebuah tempat di Ka­bupaten Limapuluhkota, na­mun sampai kini polisi belum ber­hasil menangkap pencuri ini. (y)

Warga Datangi Lokasi Perampokan BPR Khatulistiwa

padangmedia.com , Rabu, 19 Juni 2013 13:04 wib
PASAMAN - Ratusan warga Padanggelugur dan sekitarnya masih terus berdatangan, guna melihat Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) pencurian yang terjadi pagi tadi dan menimpa salah satu kantor Bank swasta di Kecamatan Padanggelugur, Kabupaten Pasaman.  
Warga dengan berbagai usia dan gender itu terus memadati halaman kantor Bank BPR Khatulistiwa cabang Tapus itu. Meskipun tempat tersebut sudah diberi pembatas garis polisi (Police Line), namun tak jua menyurutkan niat warga untuk melihat lebih dekat.
Melihat kondisi tersebut, pihak keamanan dari Polsek Panti pun mengambil tindakan dengan menyiagakan dua personel tambahan untuk berjaga-jaga di lokasi tempat kejadian peristiwa.
"Untuk kepentingan penyelidikan tempat ini harus steril dari kerumunan, warga pun dilarang mendekat ke lokasi. Untuk itu diberi police line," ujar salah seorang petugas Kepolisian setempat.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Padangmedia.com di lapangan, dari aksi tersebut kawanan perampok berhasil menggasak uang milik kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Khatulistiwa itu sebesar Rp56 juta.
Kapolsek Panti, Iptu Hariman Pujianto mengatakan, pihaknya terus mendalami kasus pencurian yang kali  pertama terjadi dan menimpa kantor perbankan di daerah itu.
Aparat kepolisian, katanya, terus melakukan penyelidikan secara intensif guna mengungkap identitas para pelaku.
"Kami masih terus melakukan olah TKP lanjutan dan mencari petunjuk- petunjuk lain, untuk secepatnya dapat mengungkap kasus ini," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian sektor (Polsek) Panti masih melakukan  masih dalam pengejaran kawanan perampok yang juga membawa kabur brangkas milik Bank tersebut.
Sementara itu, pihak Bank BPR ketika dihubungi enggan untuk berkomentar malahan lebih memilih bungkam terkait peristiwa yang menimpa kantor mereka.
Kantor BPR Khatulistiwa cabang Tapus dibobol maling, Rabu (19/6) jam 03.00 WIB dini hari. (wahyu)

Kasus Perampokan Bank Mandiri KCP Siteba Masih dalam Penyelidikan

padangmedia.com , Rabu, 04 September 2013 17:25 wib

PADANG—Pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus perampokan Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Siteba, Kota Padang, Sumbar yang terjadi Selasa (3/9) malam.
Kapolsek Nanggalo AKP Zulfatmi memperkirakan, pelaku perampokan itu diduga lebih dari satu orang.
"Pelaku diperkirakan masuk dari pintu depan, dengan merusak pintu menggunakan linggis," kata Zulfatmi, Rabu (4/9).
Zulfatmi belum bisa memastikan, para pelaku adalah tahanan yang kabur dari LP Tanjung Gusta Sumut dan keterlibatan para pelaku dalam penembakan aparat kepolisian di FIF Sicincin beberapa hari yang lalu.
Sementara itu, Kepala KCP Mandiri Siteba Padang Yulia Fitri mengatakan, ia baru mengetahui ada maling yang masuk pada jam 07.10 WIB, ketika tiba di kantornya.
Ia mengaku kaget ketika melihat pintu yang sudah rusak karena dibongkar paksa. Selanjutnya ia langsung memeriksa ke dalam kantor. Dari situ dia mengetahui, bahwa kantornya sudah dibobol maling, apalagi ketika melihat brangkas sudah terbuka lebar dan kosong, akibat dibuka dengan menggunakan las. Pelaku berhasil membawa uang senilai Rp300 juta.
Yulia juga menambahkan, pelaku mematikan alarm yang dipasang, mematikan listrik kantor dan merusak CCTV yang terpasang sekaligus membawa mesin perekam CCTV.
Diketahui KCP Mandiri tersebut tidak memiliki petugas keamanan yang berjaga di malam hari. (Musfah)

Komentar

Postingan Populer