6 Pencurian terhadap Bank yang terjadi di sumatera barat pada akhir tahun 2013
BPR Carana Disatroni Maling
RP 25 JUTA DIBAWA KABURBUKITTINGGI, HALUAN — Kantor perbankan di Kota Bukittinggi tampaknya terus jadi sasaran empuk maling. Belum terungkap kasus-kasus pencurian di sejumlah kantor perbankan yang terjadi beberapa waktu lalu, kini giliran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Carana Kiat Andalas di Jalan Sutan Syahrir Kota
Bukittinggi yang disatroni kawanan maling. Peristiwa tersebut terjadi, Senin (16/12).
Terekam CCTV, Perampok Gasak Bank BTPN
BUKUTTINGGI (RP) - Dini hari kemarin (15/11), kawanan
perampok membobol Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Kantor
Cabang Pembantu Aurkuning, di jalan Bypass sekitar 200 meter
dari pusat pasar konveksi Simpang Aurkuning, Bukittinggi. Perampok
berjumlah lebih dari seorang ini, berhasil membawa kabur uang sebanyak
Rp 598.917.000.
Aksi perampok terekam kamera tersembunyi
(CCTV) di luar kantor BTPN itu, terjadi sekitar pukul 03.10. Kawanan
perampok terlihat mendatangi BPTN menggunakan mobil Toyota Avanza
warna hitam BA 1821 UM sekitar pukul 02.42. Tak lama, kawanan perampok
ini meninggalkan kantor tanpa berpenjaga itu. Sekitar pukul 02.46,
kawanan perampok kembali datang, dan beberapa menit kemudian
menghilang.
Nah, pukul 03.09 kawanan perampok kembali
mendatangi kantor tersebut. Waktu inilah, diduga kawanan perampok
menjalankan aksinya. Salah seorang terlihat mematikan arus listrik
gedung dengan meng-off-kan MCB (Miniature Circuit Breaker) listrik di luar gedung.
Selepas itu, perampok membongkar paksa dua
kunci gembok pintu. Lalu, membongkar pintu kedua dan ketiga, serta
menggunting kabel alarm. Tak lama setelah itu, perampok yang sudah
mengetahui seluk beluk BTPN ini langsung mengincar brankas.
Berbekal mesin las, perampok membongkar
paksa brankas di lantai satu. Diduga mereka bolak-balik mengambil air
dari lantai dua, supaya uang dalam brankas tidak terbakar atau rusak.
Begitu brankas berhasil dibongkar paksa,
perampok menguras isi brankas berisi uang berjumlah Rp 598.917.000.
Sementara surat-surat penting dalam brankas, tidak diambil dan
dibiarkan berserakan. Selepas itu, kawanan perampok meninggalkan
kantor BPTN dengan merapatkan pintu rolling door.
Aksi kawanan perampok ini pertama kali
diketahui satpam BTPN, Dodoik, 40, ketika hendak masuk kantor sekitar
pukul 07.50, Jumat (15/11). Dia curiga melihat pintu utama rolling door sudah terbuka selebar 20 cm. Begitu pula pintu kedua dan ketiga, hanya berjarak 20 sampai 30 cm dari pintu pertama.
Melihat itu, Dodoik menginformasikan ke
manajemen BPTN dan melaporkan kejadian itu ke Polres Bukittinggi. Tidak
lama berselang, beberapa orang polisi dan manajemen BPTN datang ke
kantor.
Saat itulah, terlihat pintu brankas yang terletak di ruangan belakang petugas teller
terbuka lebar, dalam kondisi hangus bekas dilas. Sementara ruangan
lainnya tidak diganggu perampok. Polisi langsung memasang police line di tempat kejadian peristiwa (TKP).
Dodoik
menyebutkan, dirinya tidak bertugas pada malam hari. Pasalnya, tak
ada anjungan tunai mandiri (ATM) di depan kantor BPTN. “Saya tidak
ditugaskan malam hari, karena tidak ada ATM BTPN di depan kantor,”
tambahnya.
Branch Senior Manager (BSM) BTPN Aurkuning,
Eka Diana Sari mengatakan, polisi sudah melakukan identifikasi
kejadian tersebut. “Uang sebesar Rp 598.917.000 raib. Surat-surat
berharga milik nasabah tidak ada yang hilang, hanya rusak dan basah,”
ujarnya tanpa menyebutkan surat-surat berharga dimaksud.
Kapolres Bukittinggi AKBP Amirjan
menyebutkan pihaknya sudah menyelidiki kasus tersebut. “Kita sedang
lidik. Ini (perampokan bank) sudah jadi perhatian khusus kita,
sehingga sistem keamanan di perbankan harus dievaluasi,” ujarnya.
Untuk mengantipasi hal-hal tidak
diinginkan, dia berharap pihak bank jangan hanya memanfaatkan
teknologi CCTV saja. Pasalnya, CCTV hanya bisa menyimpan gambar, namun
tidak bisa menggagalkan tindakan kriminal. “Ke depan, kita minta
kepada semua bank di wilayah hukum Polres Bukittinggi, menempatkan
petugasnya di malam hari,” harapnya.
Kapolres menyebutkan pihaknya akan
mempersempit ruang gerak perampok yang dinilai profesional tersebut.
Selain mengintensifkan patroli secara terbuka malam dan siang hari,
pihaknya juga menggalakan razia kendaraan melalui cipta kondisi.
Sebelum BPTN, perampok beraksi di BPR
Syariah Ampek Angkek yang berkantor di Parikputih, Kabupaten Agam,
Kamis (19/9). Perampok berhasil menggasak uang tunai Rp270 juta, 60
emas, dua laptop. Lalu, Jumat (25/10), giliran Bank Pundi Bukittinggi
di jalan Sutan Syahrir, Jembatan Besi dirampok. Sebanyak Rp 152 juta
dibawa kabur perampok. Hingga kini, belum satupun pelaku berhasil
ditangkap.(rpg)
BPR Ampekangkek Dirampok
♦ Rp 270 Juta dan 60 Emas Digasak | ♦ Di Pessel, Tiga Perampok Dibekuk
Bukittinggi, Padek—Aksi
perampokan kian mengganas di Sumbar. Sehari kemarin (19/9), dua aksi
perampokan terjadi di dua daerah. Setelah membobol BPR Syariah
Ampekangkek di Parikputih, Ampekangkek, Kabupaten Agam, kawanan
perampok lainnya juga beraksi di Kotomudiak, Kecamatan Batangkapas,
Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Dalam aksinya, kawanan
perampok menggondol brankas BPR Syariah Ampekangkek sekitar pukul
03.00. Pelaku yang tergolong terlatih ini, membawa kabur uang tunai Rp
270 juta, 60 emas, dan dua laptop. Mereka juga membawa kabur kamera tersembunyi (CCTV) BPR itu.
Kawanan perampok yang
diperkirakan menggunakan mobil pribadi ini, nyaris tidak seorang pun
mengetahui aksinya. Padahal, BPR ini terletak di pinggir jalan raya
Bukittinggi-Payakumbuh dan padat penduduk.
Pengupakan BPR ini baru diketahui paginya saat office boy membuka
kantor. Dia terkejut melihat kunci depan kantor sudah terpotong.
Dalam ruangan kantor tampak berantakan. Dia makin terkejut setelah
mengetahui brankas berisi uang tunai Rp 270 juta, 60 emas, serta dua
laptop raib.
”Saya belum bisa memberikan keterangan, karena saya sedang diperiksa polisi,” ujar Kepala Bank
Syariah Ampekangkek, Alfian, ketika dihubungi melalui ponselnya,
sore kemarin. Sejumlah petugas Poresta Bukittinggi dan Polsek
Ampekangkek langsung melokalisir tempat kejadian perampokan dengan
memasang police line.
“Anggota sedang di lapangan,
mengejar pelaku yang dicurigai bagian dari kelompok perampok Kantor
FIF di Sicincin. Pelaku lari ke arah Agam,” tutur Kapolres
Bukittinggi, AKBP Amirjan.
Warga memperkirakan
pembobolan BPR ini terjadi pukul 03.00 atau pukul 04.00 dini hari .
Sebab, hingga pukul 02.00, pemuda setempat masih duduk di lapau
simpang Parikputuih.
Pelaku masuk dengan mengupak pintu belakang kantor BPR. Selain itu, terlihat jejak roda mobil
di depan kantor. “Melihat kondisi itu dipastikan perampokan memakai
mobil dan tidak satu orang,” kata Wir, Wali Jorong Parikputih.
Apakah BPR itu tidak ada
satpam pada malam hari? “Sepanjang pengetahuan saya, petugas keamanan
hanya berdinas siang hari. Malam hari tidak ada. Mungkin karena
lokasi BPR Bank Syariah Ampekangkek terang-benderang malam hari,”
jelas Wir.
Kapolsek IV Angkat Candung,
AKP Y Eko Sulistiyo ketika dikonfimasi memperkirakan total kerugian
Rp 261 juta. “Kita telah olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi,”
jelasnya.
Sehari sebelumnya, Bank Mega
Syariah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh
Barat dibobol pencuri. Beruntung, uang sebesar Rp 270 juta di dalam
brankas gagal digondol karena alarm berbunyi. Sayangnya, bank tersebut
tidak dilengkapi kamera pengintai CCTV. Dari olah TKP, pelaku memutus dua gembok pintu utama, dan pintu dalam ruangan.
Pada 4 September 2013 malam,
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Mandiri di Siteba Padang dibobol
perampok. Uang sebesar Rp 300 juta dalam brankas berhasil digasak
menggunakan api gas. Untuk menghilangkan barang bukti, pelaku membawa
CCTV.
Tiga Perampok Ditangkap
Perampokan juga terjadi di
Pessel. Seorang ibu rumah tangga bernama Kartini, 55, warga
Kotomudiak, Kecamatan Batangkapas, diculik tiga pemuda
sebelum dirampas perhiasannya. Mujur, polisi berhasil menangkap
ketiga pelaku. Salah seorang ditembak kakinya oleh polisi.
Ketiga kawanan perampok itu
Yendri Yanto, 37, Jhon Hendri, 40, dan Ujang Amek, 40 warga Pekanbaru.
Jhon Hendri menurut informasi diperoleh Padang Ekspres merupakan mantan anggota TNI. Sedangkan Ujang Amek kakinya tertembak.
Wakapolres Pessel, Kompol
Hendri Yahya mengungkapkan, kejadian berawal ketika ketiga pelaku
mengunakan mobil Xenia warna putih BA 1593 BE menuju Inderapura,
Kecamatan Pancungcoal. Ketiganya mengaku berasal dari Pekanbaru.
Sesampai di Rantau Simalenang,
pelaku melihat Kartini sedang menyapu di depan rumahnya. Mereka pun
berhenti dan berbincang-bincang dengan korban.
Entah kenapa, Kartini mau saja
diajak pelaku menaiki mobil. Di dalam mobil, pelaku merampas kalung
dan gelang emasnya kerena diancam ditembak.
Kartini dibawa ke arah
Inderapura. Sesampai di Simpang Transat Kenagarian Ilalangpanjang,
Kecamatan Pancungsoal, Kartini diturunkan. Selepas itu, pelaku
langsung tancap gas menuju Padang.
Mendapat laporan dari Kartini,
anggota Polres Pessel langsung memburu pelaku. Dalam pengejaran itu,
pelaku meninggalkan mobilnya di pinggir jalan Kenagarian Kotomudiak,
Kecamatan Batangkapas, dan melarikan diri ke arah persawahan.
Saat itulah petugas terpaksa
menembak kaki Ujang Amek, dan dua pelaku lainnya juga berhasil
ditangkap. Ketika digeledah, polisi menemukan ganja kering di celah
jok mobil. (edi/y/n)
Bank Pundi Dibobol Perampok
CCTV Dirusak, Uang Rp 152 Juta Diambil
Bukittinggi, Padek—Belum
tuntas pengungkapan kasus pembobolan BPR Syariah Ampek Angkek
Canduang, Kabupaten Agam pada Kamis (19/9) lalu, kemarin dini hari
(25/10) giliran Bank Pundi Cabang Bukittinggi dibobol perampok.
Akibat kejadian ini, bank berlokasi di Tarok, Gugukpanjang ini
mengalami kerugian Rp 152 juta.
Kasus perampokan yang menghebohkan kota wisata itu,
pertama kali diketahui satpam Bank Pundi, Fikri Alputra, 25.
Pemandangan tak biasa didapati Fikri ketika membuka pintu bank sekitar
pukul 07.00. Waktu itu, pintu bank sudah terbuka.
“Saya sangat terkejut. Padahal, ketika saya pulang pukul
20.00, Kamis (24/10), pintu sudah saya tutup rapat dan dikunci dengan
gembok,” ujarnya kepada Padang Ekspres. Mendapati kondisi
itu, Fikri melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan, setelah itu
baru dilaporkan kepada jajaran Polresta Bukittinggi.
Polisi datang beberapa waktu kemudian untuk melakukan
olah tempat kejadian peristiwa (TKP), terlihat hampir semua ruangan
bank berantakan. Kuat dugaan pelakunya tidak seorang. Dan, sebelum
menjalankan aksinya pelaku terlebih dahulu merusak kamera tersembunyi (CCTV), dan memutus gembok pintu bank. Dugaan polisi diperkuat adanya linggis dan obeng di sekitar lokasi.
Ketiadaan tenaga sekuriti mengawasi bank itu, kian
memudahkan pencuri menjalankan aksinya. “Saya mengamati bank-bank
yang tidak diperkuat tenaga sekuriti pada malam hari, mulai diincar
pencuri. Itu terbukti sudah dua bank dibongkar, yakni Bank Syariah
BPR Parikputuih dan Bank Pundi,” ujar salah seorang polisi yang tak
ingin disebutkan identitasnya.
Itulah sebabnya, dia mengimbau bank-bank beroperasi di
wilayah hukum Polres Bukittinggi (Kota Bukittinggi dan Agam Timur)
menempati sekuritinya pada malam hari, sehingga pencuri tidak
leluasa melakukan aksinya.
Hanya berselang tak beberapa lama,
kawanan pencuri mengambil motor di rumah warga tak jauh dari Bank
Pundi. Kuat dugaan, pelaku adalah orang yang sama. Dan, kasus
pencurian Honda Vario itu sudah dilaporkan pemiliknya ke Polres
Bukittinggi.
Kapolsekta Bukittinggi Kompol Ediwarman mengatakan,
dirinya sudah memperoleh informasi terkait pencurian tersebut.
Hanya saja karena dia sedang mengikuti rapat persiapan kedatangan
RI-1 (Presiden SBY, red) di Mapolda Sumbar, dia tidak bisa memberikan
konfirmasi rinci. “Betul kejadiannya. Cuma saya sedang rapat,” jelas
Ediwarman melalui ponselnya.
Sebelumnya kasus yang sama dialami BPR Syariah
berkantor di Parikputuih, Ampekangkek, Kabupaten Agam. Aksi kawanan
pencuri ini berjalan mulus, akibat bank juga tak dijaga satpam.
Pelaku tergolong terlatih itu, berhasil membawa kabur uang tunai di
bank syariah itu sebesar Rp 270 juta dan 60 emas yang tersimpan di
dalam brankas, serta dua unit laptop.
Mereka juga membawa kabur kamera tersembunyi (CCTV) BPR itu.
Sementara itu, kendati ATM BPR Syariah Ampekangket sudah ditemukan
di sebuah tempat di Kabupaten Limapuluhkota, namun sampai kini polisi
belum berhasil menangkap pencuri ini. (y)
Warga Datangi Lokasi Perampokan BPR Khatulistiwa
Warga dengan berbagai usia dan gender itu terus memadati halaman kantor Bank BPR Khatulistiwa cabang Tapus itu. Meskipun tempat tersebut sudah diberi pembatas garis polisi (Police Line), namun tak jua menyurutkan niat warga untuk melihat lebih dekat.
Melihat kondisi tersebut, pihak keamanan dari Polsek Panti pun mengambil tindakan dengan menyiagakan dua personel tambahan untuk berjaga-jaga di lokasi tempat kejadian peristiwa.
"Untuk kepentingan penyelidikan tempat ini harus steril dari kerumunan, warga pun dilarang mendekat ke lokasi. Untuk itu diberi police line," ujar salah seorang petugas Kepolisian setempat.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Padangmedia.com di lapangan, dari aksi tersebut kawanan perampok berhasil menggasak uang milik kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Khatulistiwa itu sebesar Rp56 juta.
Kapolsek Panti, Iptu Hariman Pujianto mengatakan, pihaknya terus mendalami kasus pencurian yang kali pertama terjadi dan menimpa kantor perbankan di daerah itu.
Aparat kepolisian, katanya, terus melakukan penyelidikan secara intensif guna mengungkap identitas para pelaku.
"Kami masih terus melakukan olah TKP lanjutan dan mencari petunjuk- petunjuk lain, untuk secepatnya dapat mengungkap kasus ini," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian sektor (Polsek) Panti masih melakukan masih dalam pengejaran kawanan perampok yang juga membawa kabur brangkas milik Bank tersebut.
Sementara itu, pihak Bank BPR ketika dihubungi enggan untuk berkomentar malahan lebih memilih bungkam terkait peristiwa yang menimpa kantor mereka.
Kantor BPR Khatulistiwa cabang Tapus dibobol maling, Rabu (19/6) jam 03.00 WIB dini hari. (wahyu)
Kasus Perampokan Bank Mandiri KCP Siteba Masih dalam Penyelidikan
PADANG—Pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus perampokan Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Siteba, Kota Padang, Sumbar yang terjadi Selasa (3/9) malam.
Kapolsek Nanggalo AKP Zulfatmi memperkirakan, pelaku perampokan itu diduga lebih dari satu orang.
"Pelaku diperkirakan masuk dari pintu depan, dengan merusak pintu menggunakan linggis," kata Zulfatmi, Rabu (4/9).
Zulfatmi belum bisa memastikan, para pelaku adalah tahanan yang kabur dari LP Tanjung Gusta Sumut dan keterlibatan para pelaku dalam penembakan aparat kepolisian di FIF Sicincin beberapa hari yang lalu.
Sementara itu, Kepala KCP Mandiri Siteba Padang Yulia Fitri mengatakan, ia baru mengetahui ada maling yang masuk pada jam 07.10 WIB, ketika tiba di kantornya.
Ia mengaku kaget ketika melihat pintu yang sudah rusak karena dibongkar paksa. Selanjutnya ia langsung memeriksa ke dalam kantor. Dari situ dia mengetahui, bahwa kantornya sudah dibobol maling, apalagi ketika melihat brangkas sudah terbuka lebar dan kosong, akibat dibuka dengan menggunakan las. Pelaku berhasil membawa uang senilai Rp300 juta.
Yulia juga menambahkan, pelaku mematikan alarm yang dipasang, mematikan listrik kantor dan merusak CCTV yang terpasang sekaligus membawa mesin perekam CCTV.
Diketahui KCP Mandiri tersebut tidak memiliki petugas keamanan yang berjaga di malam hari. (Musfah)
Komentar
Posting Komentar